Monday, 29 June 2015

Temuan-Temuan Ini Menyebut Bahwa Peradaban Dunia Berasal dari Indonesia

Pada Oktober tahun 2010 lalu Indonesia kedatangan seorang ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Universitas Oxford, Inggris. Dia adalah Stephen Oppenheimer. Sejarah selama ini mencatat bahwa induk peradaban manusia modern itu berasal dari Mesir, Mediterania dan Mesopotamia.
Namun lewat buku Stephen Oppenheimer yang merupakan catatan perjalanan penelitian genetis populasi di dunia, ia mengungkapkan bahwa peradaban yang ada hingga kini, sesungguhnya berasal dari Timur, khususnya Asia Tenggara.
Stephen Oppenheimer
Stephen Oppenheimer
Tetapi, menurut dia, nenek moyang dari induk peradaban manusia modern berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan Sundaland atau daerah di Indonesia.
Pernyataannya itu seolah mendukung sejumlah teori yang menyatakan bahwa beberapa temuan di Indonesia telah menjadi tonggak dari peradaban dunia ini.
Apa buktinya? Buktinya adalah bahwa peradaban agrikultur Indonesia lebih dulu ada daripada peradaban agrikultur lain di dunia, kata Oppenheimer di Gedung LIPI, Jakarta pada diskusi dikala itu.
Berikut beberapa temuan di Indonesia yang telah menjadi tonggak dari peradaban dunia ini.
1. Indonesia adalah Atlantis
The Atlantis, the lost Continent (ilustration)
The Atlantis, the lost Continent (ilustration)
Salah satu teori kontroversial mengenai Atlantis adalah yang menyebutkan kalau Indonesia merupakan lokasi sebenarnya benua dalam legenda ini. Wilayah semenanjung Melayu, termasuk Sumatera, Jawa, dan Kalimantan dulunya merupakan satu benua besar yang disebut Sundaland.
Secara logika, pada masa zaman es pastilah hanya wilayah yang berada diatas garis tropis atau khatulistiwa yang dianggap paling nyaman dan dapat menopang kehidupan manusia pada masa itu.
Profesor Arysio Santos
Profesor Arysio Santos
Pada akhir zaman es terjadilah banjir besar akibat lelehan es yang menenggelamkan sebagian dataran Sundaland dan akhirnya membuat sebagian benua tersebut tenggelam.
Lalu para leluhur manusia itu mulai bermigrasi keseluruh penjuru dunia.
Akibatnya, pada masa kini satu daratan itu akhirnya hanya menyisakan daratan-daratan terpisah yang kita kenal sekarang.
Banjir bandang inilah yang diyakini melahirkan legenda tentang Atlantis, yang disebarkan oleh para imigran di benua baru.
Setelah meneliti selama 30 tahun Profesor Arysio Santos menyimpulkan benua Atlantis adalah Indonesia, seperti yang dia ungkap dalam bukunya “Atlantis, The Lost Continent Finally Found’. (baca: Mungkinkah, Nusantara adalah The Atlantis yang Hilang dan Kini Dicari?).
2. Gambar Goa Tertua di Dunia ada di Sulawesi
Lukisan Gua Maros Sulawesi Selatan 06
Sebuah gambar tangan di Leang Timpuseng, kawasan karst Maros, Sulawesi dinobatkan sebagai stensil tangan tertua di dunia. Usianya minimal 39.900 tahun! Hasil karya leluhur manusia itu mengalahkan gambar tangan di El Castillo, Spanyol, yang berusia minimal 37.300 tahun.
Mengutip data tahun 2014, usia gambar tangan terungkap berkat kerja sama Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Makassar, Balai Peninggalan Cagar Budaya Makassar, Universitas Wollongong, serta Universitas Griffith di Australia sepanjang 2011-2013.
Arkeolog yang terlibat antara lain Max Aubert dari Universitas Griffth, Adam Brumm (Universitas Wollongong), T Sutikna dan EW Saptomo (Pusat Arkeologi Nasional), Budianto Hakim (Balai Arkeologi Makassar), dan Muhammad Ramli dari BPCB Makassar. (baca: Ditemukan Bukti Peradaban Tertua: Lukisan Gua Prasejarah Indonesia Paling Tua Sejagad!).
3. Situs Gunung Padang adalah Pramida Tertua di Dunia
Megalith Padang Hills Gunung Padang West Java Indonesia
Situs Megalitikum Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat merupakan situs piramida jenis pundan berundak peninggalan leluhur tertua di dunia. Dari hasil penanggalan karbon atau carbon dating, situs ini dibuat sekitar 9.000 hingga 20.000 tahun lalu, mengalahkan piramida Mesir yang dibuat hampir 5.000 tahun lalu.
Hal ini diungkapkan oleh ahli Geologi Dr. Danny Hilman. Menurutnya, situs yang ditemukan sekitar 1914 ini merupakan salah satu situs peninggalan sejarah terbesar di Indonesia.
dr_danny_hilman_natawidjajaSitus ini terletak di antara gunung berapi, pohon pisang, dan perkebunan teh diatas 885 meter di atas permukaan laut, dan memiliki jarak sekitar 120 kilometer dari selatan Ibu Kota Jakarta.
Situs yang terdiri dari puing-puing vulkanik yang dimulai dari lereng gunung ini dianggap sakral oleh masyarakat lokal Sunda.
Hilman sendiri juga mengatakan situs itu sepertinya memang dibangun untuk ibadah.
“Jika memang itu untuk melakukan ritual ibadah, orang-orang pra sejarah pasti harus mendaki sambil menumpuk batu-batu itu untuk dibuat piramida. Cara menumpuk memang cukup kuno dalam pembangunan,” katanya, seperti dilansir dari surat kabar Daily Mail.
Hilman yang merupakan ahli geologi dari Pusat Geoteknik Indonesia mengatakan sebagian orang berpikir orang-orang prasejarah itu primitif, namun dari monumen yang mereka tinggalkan rupanya hal tersebut tidak benar.
Dia percaya, piramida seperti yang ada di Gunung Padang itu akan jadi bukti peradaban kuno maju di Jawa. “Sebagian besar situs itu buatan manusia, mungkin dibangun oleh generasi beberapa abad sebelum kita,” katanya. (baca: Ini Dia!! Megalith “Gunung Padang” Jabar, “Stone Henge” Versi Indonesia (Gunung Padang – PART 1))
4. Kapal Nabi Nuh terbuat dari Kayu Jati dari Jawa
noah ark kapal bahtera Nuh
Hasil penelitian para arkeolog dari Turki dan China menyebutkan, kayu yang digunakan untuk membuat kapal Nabi Nuh merupakan kayu jati purba yang berasal dari Pulau Jawa.
Tahun 1949, benda mirip kapal di atas Gunung Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter) yang diduga situs kapal Nabi Nuh AS ditemukan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.
Kemudian, dimuat dalam berita Life Magazine pada 1960, saat pesawat Tentara Nasional Turki menangkap gambar sebuah benda mirip kapal yang panjangnya sekitar 150 meter. Lalu, penelitian dan pemberitaan tentang dugaan kapal Nabi Nuh a.s. (The Noahs Ark) terus berlanjut hingga kini.
Pemotretan yang dilakukan oleh penerbang Amerika Serikat, Ikonos, pada 1999-2000 tentang adanya dugaan kapal di Gunung Ararat yang tertutup salju, memperkuat bukti dugaan kapal Nabi Nuh a.s. itu.
Gabungan peneliti arkeolog-antropologi dari dua negara, China dan Turki, yang beranggotakan 15 orang, sekaligus pembuat film dokumenter tentang situs kapal Nabi Nuh a.s. itu, telah menemukan bukti baru. Mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa serpihan kayu kapal, tambang, dan paku.
Hasil Laboratorium Noahs Ark Minesteries International, China-Turki, setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan. Apa itu? Bahwa fosil kayu Kapal Nabi Nuh a.s. berasal dari kayu jati purba yang ada di Pulau Jawa.
Mereka telah meneliti ratusan sampel kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahwa fosil kayu jati yang berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah 100% cocok dengan sampel fosil kayu Kapal Nabi Nuh a.s.
Bisa dibayangkan pada masa puluhan ribu tahun lalu, betapa hebatnya dulu wilayah Indonesia.

0 comments:

Post a Comment